naruto

Thursday 26 May 2016

SPOILER NARUTO 722 "BORUTO"next Hokage VIII

Manga Boruto  ditetapkan untuk rilis awal pekan ini, dan spoiler sudah muncul. , berikut adalah beberapa scan yang bisa anda lihat.
Di spoiler, kita melihat versi lama dari pertempuran Boruto terhadap karakter aneh dengan tato di seluruh tubuhnya dan pirang / rambut hitam. Siapa karakter misterius ini?

Apa juga aneh adalah bahwa mereka berjuang dalam versi menghancurkan Desa Tersembunyi di Daun. Apakah ini genjutsu atau ini benar-benar bagaimana manga dimulai?

"Boruto" akan merilis sekali sebulan di Shueisha Weekly Shonen Jump.
Terbaru "Boruto" bab lebih dari 50 halaman, jadi sepertinya setiap rilis bulanan akan menjadi kira-kira sama di halaman.

Baru-baru ini, "Naruto" bab 711 menunjukkan kita beberapa hal tentang dunia saat ini "Naruto". Untuk yang satu ini , Orochimaru dulu tokoh berperan licik . Tentu saja, ia masih terlibat dalam eksperimen manusia bermoral, tetapi tampaknya ia sekarang melakukannya dengan maksud belajar tentang dunia, tidak merusaknya. Kami melihat ini dengan dua klon Mitsuki palsunya. Kedua karakter tampaknya tidak menahan penghinaan terhadap dirinya, dan tampaknya ia ingin mereka untuk menemukan jalan mereka sendiri.

bab pribadi Mitsuki mengisyaratkan untuk apa yang mungkin cukup sekuel tindakan-dikemas. Mengingat kekuatan Mitsuki ini,
Itu tidak mungkin bahwa ia akan terbuang sebagai seorang pejuang. Seperti saat ia berdiri, ia tanpa ragu lebih kuat dari mereka berdua Boruto dan Sarada. Kabuto digunakan kemampuan bijak naga selama Keempat Shinobi Perang, dan butuh seseorang sekaliber Itachi untuk menghentikannya.

Pertanyaan yang tersisa tentang dunia "Boruto" adalah bahaya  ninja seperti Boruto dan Mitsuki akan menghadapi bahaya. Karena semua dari lima negara utama berada di bawah aliansi, apa oposisi akan generasi baru Ninja ?

Jika spoiler ini menunjukkan apa-apa, itu bahwa "Boruto" dunia akan diisi dengan konflik.
Silakan tunggu aksi heroik Naruto Boruto Sazuke klan konoha

Friday 13 May 2016

SEKILAS PROSESI PEMAKAMAN BUNG KARNO


Ibu Fatmawati sendiri kepada wartawan menyatakan ‘ Sebagai orang yang menganut agama Islam, kita tak boleh memewah mewahkan makam. Bukankah dalam wasiat Bung Karno ia hanya ingin dimakamkan di bawah pohon yang rindang ? ‘
Akhirnya semua menjadi catatan sejarah. Sebagaimana dikatakan orang bahwa sejarah adalah cermin peradaban sebuah bangsa. Dengan melihat catatan tersebut, kita bisa menebak peradaban yang kita
 anut.
Meskipun mendapat undangan dalam peresmian makam, keluarga Bung Karno tidak ada yang datang, diantara ribuan orang yang hadir. Mereka memang tidak setuju dengan pemugaran makam yang menelan biaya Rp 540 juta pada tahun 1978. Guntur – mewakili keluarga – sebelum pemugaran pernah menyatakan, bahwa mereka tidak ikut ikutan dengan pemugaran, karena pemugaran itu menambah beberapa bangunan yang bertentangan dengan wasiat Bung Karno. Seperti pembangunan cungkup mewah bergaya joglo
 “ Ibu tidak suka dengan memindah mindahkan makam orang. Untuk apa membongkar makam orang. Menyusahkan keluarga wong bae mereka itu. Pokoknya dari keluarga tidak mau menyusahkan orang. Kita turuti ajaran Islam sejati. Sangat sederhana “
Dari tahun 1970 sampai 1979 makam Sukarno dijaga tentara. Dalam jangka waktu itu tak ada yang boleh mendekat ke makam itu, termasuk keluarga Bung Karno sendiri. Hanya Mat Sanuri, seorang penjaga makam yang bertugas merawat sehari hari.
Bung Karno tak pernah tenang di makamnya. 8 tahun kemudian kembali Pemerintah mengusik makamnya. Tahun 1978, Pemerintah berencana memugar makam Bung Karno tanpa meminta pertimbangan keluarga. Tepat 21 Juni 1979, pada haul Sukarno, Soeharto meresmikan bangunan makam. Itulah pertama kali Soeharto datang ke makam Bung Karno. Saat itu Ibu Tien duduk ndeprok di pinggir makam Bung Karno. Soeharto hanya berdiri dan berdoa dengan caranya sendiri. lalu ia membubuhkan tanda tangan meresmikan makam Sukarno.
 Bung Karno menhebuskan nafas terakhir di RSPAD, pagi dini hari tgl 21 Juni 1970. RRI menyiarkan berita sekitar pukul 7 pagi tentang kematiannya. Buruknya penanganan terhadap penyakit Bung Karno juga mempercepat kematiannya. Beberapa bulan di awal 1969, Bung Karno tidak boleh menerima tamu, termasuk keluarganya, karena harus menjalani serangkaian pemeriksaan dan interograsi. Keluarganya hanya bisa mengantar makanan melalui penjaga. Bung Karno yang suka keramaian dan selalu membutuhkan bicara menjadi makin depresi karena diasingkan. Sementara dulu penjajah Belanda saat membuang tahanan politik ke luar Jawa, tidak melarang mereka bergaul dengan lingkungannya.
 Setelah keluarga boleh menengok. Itupun dengan pembatasan, harus mengantungi izin dan cap instansi militer Itupun tidak serta merta memudahkan. Rachmawati dibentak dan dimarahi penjaga,
 Ketika akhirnya ia menembuskan nafas terakhirnya. Diantara sayup sayup suara seorang Ibu yang membacakan surat Yasin dekat jenasah Bung Karno, terdengar Ibu Wardoyo kakak kandung Sukarno terus meratap. “ Karno, kowe kok sengsoro men “.
Di Istana segera Presiden Seharto memanggil Bung Hatta dan keluarga Bung Karno. Waktu itu Soebagyo Anam, Mantan Kepala Biro Penerangan Departemen Penerangan langsung memberi tahu wartawan bahwa Sukarno akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan. Seketika menjadi keributan baik di lingkaran dalam Istana maupun wartawan sendiri, bagaimana mungkin seorang yang masih dalam tahanan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan. Sebagaimana pernah dinyatakan Aspri Soeharto, Brigjend Ali Moertopo semasa Sukarno dalam kondisi kritis. “ Negara tidak pernah merasa kehilangan Ir Sukarno. Andaikata ia meninggal, dia tak mungkin dimakamkan di Taman Makam Pahlawan. Orang yang berhak dimakamkan disana, ialah orang yang banyak berjasa dan meninggal dalam tugas untuk negara “. Inti pernyataan Ali Moertopo bahwa Sukarno sedang dalam tahanan dan tidak mempunyai jabatan lagi .
Fatma masih mencintai Sukarno. Ia berharap lelaki itu hanya mencintai dirinya. Semua ini tercermin dari sikapnya yang memohon agar Bung Karno dapat disemayamkan di rumahnya di Jl Sriwijaya Kebayoran Baru. Namun Pemerintah menolak permintaan itu. Fatma yang teguh pendiriannya karena tidak akan datang ke Wisma Yaso – rumah Ratna Sari Dewi – hanya bisa mengirim karangan bunga. Sebuah tulisan tangan Fatma berbunyi “ Tjintamu menjiwai rakyat. Tjinta Fat “.

Sempat terjadi perundingan antara Hoegeng, Kepala Polisi RI yang bertindak sebagai wakil keluarga Bung Karno dengan Alamsyah Prawiranegara dan Tjokropranolo yang menjadi asisten pribadi Soeharto.

Tercium aroma politis yang kuat. Pemakaman yang seharusnya menjadi perkara biasa dan diputuskan keluarga, ternyata menjadi perkara politis. Sejak awal Bung Karno menginginkan dimakamkan di Bogor. Namun Soeharto memutuskan untuk memakamkan di Blitar, dengan alasan dekat dengan ibunda Sukarno. Ini yang kelak menjadi justifikasi orde baru dengan mengatakan kota kelahiran Bung Karno di Blitar. Alasan sesungguhnya, Soeharto, jika Bogor menjadi makam seorang Sukarno, maka tempat ziarah itu terlalu dekat dengan Jakarta. Secara politis itu berbahaya.

Siang harinya, jenasah Bung Karno dibawa ke Blitar lewat Malang dengan menggunakan pesawat Hercules dari Halim Perdana Kusuma. Perjalanan dilanjutkan melalui jalan darat ke Blitar, menembus rakyat yang memenuhi sepanjang perjalanan sampai makam.
[​IMG]


Bung Karno di bawa ke Taman Makam Pahlawan Blitar yang waktu itu dikenal dengan nama Taman Bahagia Sentul.Peti jenasah Bung Karno dimasukan ke liang kubur yang ternyata digali sangat dalam, lebih dalam dari liang liang kubur biasanya. Mungkin Pemerintah orde baru takut jenasah seorang Sukarno akan bangkit lagi, kalau liang kuburnya dangkal. Pertama diturunkan, peti tidak bisa mencapai dasar, karena tali yang biasanya digunakan mengerek kurang panjang. Maka peti diangkat lagi dan tali pengereknya disambung. Diulangi sampai dua kali menyambung tali, baru bisa mencapai dasar.

Melihat kejadian ini, Supeni – mantan dubes keliling dan seorang sahabat Bung Karno – menangis dalam batin.

“ Aduh Bung Karno tidak mau dikubur disini, memang maunya di Batutulis. Betul betul dipendhem jero “
  Bung Karno itu Pahlawan, Pejuang Kemerdekaan dan seorang Proklamator, salah satu Pendiri Negara Indonesia, orang yang seharusnya kita hormati (beserta dengan keluarganya juga), kok malah diperlakukan seperti itu, bahkan sampai akhir hayatnya tidak ada penghormatan yg diberikan, sungguh tidak manusiawi, apakah itu balasan yg pantas diberikan kepada orang yg sangat berjasa pada Bangsa dan Negara Indonesia????

Thursday 12 May 2016

MASIH G30S ,LETKOL UNTUNG DENGAN DEKRIT MISTERIUS

Berita pertama disiarkan sekitar pukul 07.00 WIB. Isinya informasi telah terjadi gerakan militer di lingkungan Angkatan Darat yang dinamakan “Gerakan 30 September” (G30S). 

Siaran itu menjelaskan G30S dikepalai Letnan Kolonel Untung yang menjabat Komandan Batalyon Cakrabirawa, pasukan pengawal pribadi Presiden Sukarno. 
Selain itu, Dewan Jendral juga digambarkan senang hidup bermewah-mewah dan tidak pernah memikirkan nasib anak buah. Letkol Untung pribadi menganggap gerakan ini adalah satu keharusan baginya sebagai warga Carabirawa yang berkewajiban melindungi keselamatan Presiden dan Republik Indonesia.
Siaran kedua sekitar pukul 13.00 WIB. Siang itu kelompok G30S memberitakan “Dekrit No. 1” tentang “Pembentukan Dewan Revolusi Indonesia” dan “Keputusan No.1” tentang “Susunan Dewan Revolusi Indonesia”. Dalam siaran ini diumumkan komposisi personil G30S yang terdiri dari Letnan Kolonel Untung sebagai komandan dan tiga wakil komandan yakni Brigjen Supardjo, Letnan Kolonel Udara Heru, Kolonel Laut Sunardi, dan Ajun Komisari Besar Polisi Anwas. Siaran menyatakan bahwa kekuasaan negara telah jatuh ke tangan Dewan Revolusi Indonesia dan status kabinet Dwikora bentukan Sukarno dinyatakan demisioner. 

Sekarang setelah 48 tahun berselang dua siaran itu masih menjadi misteri besar bagi bangsa Indonesia. Banyak pihak mempertanyakan aktor intelektual dibalik pengumuman penting itu. Pertanyaan ini pada umumnya dilatarbelakangi dugaan bahwa Letkol. Untung hanya wayang yang digerakan oleh dalang yang sampai sekarang tidak diketahui siapa orangnya.
Dan sejarah bangsa ini mencatat selalu ada pertanyaan tanpa ada jawaban.
“Dia prajurit lapangan, masa bisa menulis pidato canggih seperti itu padahal Untung tidak pengalaman politik,” kata pemerhati sejarah militer, Erwin Jose Rizal kepada Republika. 

“Dia tidak smart dalam politik. Dia prajurit bukan politikus,” kata mantan Wakil Komandan Cakrabirawa, Maulwi Saelan 

Keganjilan juga terdapat dalam pengumuman kedua yang disampaikan Bagian Penerangan G30S Pukul 13.00 WIB. Pengumuman itu menyebut kelompok G30S telah membentuk Dewan Revolusi dan menyatakan Kabinet Dwikora berstatus demisioner. Ini artinya, Untung sebagai Komandan G30S telah menggulingkan kekuasaan Sukarno. 

Di muka sidang Mahkamah Militer Luar Biasa (Mahmilub) Untung menolak apabila gerakannya disebut sebagai upaya menggulingkan kekuasaan Presiden Soekarno. Dia menegaskan gerakan G30S justru dimaksudkan untuk melindungi Sukarno dari upaya kudeta yang akan dilakukan Dewan Jenderal. “Sebagai seorang perwira Cakrabirawa saya tidak akan rela kalau Paduka Yang Mulia Presiden sampai digulingkan,” kata Untung dihadapan Mahmilub.

Mantan Menteri Koperasi dan Transmigrasi era Bung Karno, M. Achadi mengaku sempat bertemu Untung di dalam rumah tahanan Cimahi. Kepada Untung Achadi sempat menanyakan apakah Bung Karno mengetahui gerakan G30S.

“Untung kamu, kamu kok mengadakan gerakan G30S itu, apa Bapak Presiden tahu? Apa atas perintah Bapak atau kamu sudah minta izin sama bapak?”

Dengan spontan Untung menjawab, “Oh tidak. Bapak tidak tahu dan saya tidak minta izin sama Bapak, karena saya mau membikin dadakan akibat kegawatan di Jakarta waktu itu Dewan Jenderal mau kup makanya saya serang duluan.”

“Kenapa kamu membikin pengumuman jam 13.00 pembentukan Dewan Revolusi yang bertentangan dengan pengumuman jam 07.00 pagi. Semula jam 07.00 kamu mengatakan telah berhasil menggagalkan rencana Dewan Jendral, tetapi jam 13.00 kamu kok membentuk Dewan Revolusi dan menyatakan kekuasaan tertinggi dan mendemisionerkan kabinet. Itu namanya kudeta!” kata Achadi.

“Wah saya itu saya tidak tahu persis. Dalam situasi yang genting itu saya tahu-tahu disodori oleh Biro politik disuruh tanda tangan pernyataan itu. Lalu saya teken saja,” jawab Untung.
 bahwa aksi Letkol. Untung merupakan tindakan pribadi sebagai kewajiban Cakrabirawa melindungi keselamatan Presiden/ Panglima Tertinggi dan Republik Indonesia, namun gerakan itu sendiri dilakukannya dengan melanggar ketentuan SOP yang berlaku dalam kesatuan Cakrabirawa. “Gerakan dilancarkannya tanpa dilengkapi Surat Perintah Operasi dari Komandan Cakrabirawa, bahkan tanpa dikonsultasikan sama sekali,” kata Saelan

Saelan menegaskan Komandan Cakrabirawa sama sekali tidak dilibatkan dalam gerakan G30S yang dikomandani Untung. Menurutnya, sebagaimana dalam pengumuman Bagian Penerangan G30S, gerakan Untung merupakan gerakan militer dalam lingkungan Angkatan Darat dan tidak mengatasnamakan Cakrabirawa sebagai kesatuannya. “Operasinya sendiri terjadi di luar area Resimen Cakrabirawa (Istana Negara) yang bertanggung jawab sepenuhnya atas keselamatan presiden, sehingga bertentangan dengan ketentuan area mengenai wewenang dan tanggung jawab terhadap keselamatan kepada negara,” ujar Saelan.
Let.Kol Untung dalam Mahmilub atas keterlibatannya dalam G30S